Tuesday, July 27, 2010

Sarinah dan Masa Kecil

[ Kamis, 10 Juni 2010 ]

Menteri BUMN Mustafa Abubakar teringat saat kali pertama menginjakkan kaki di Jakarta. Kondisi DKI Jakarta sekarang memang mengalami perkembangan yang pesat dan menjelma menjadi kota modern. Padahal, menurut dia, sebelum seperti sekarang, dulu ibu kota hanya punya tiga simbol. Yakni Tugu Monas, Hotel Indonesia (HI), dan pusat perbelanjaan Sarinah.

"Saya masih ingat sekali saat kali pertama ke Jakarta. Pada Desember 1966 naik kapal Jepang Abetu dari Pelabuhan Belawan, Medan. Saat hendak berlabuh di Tanjung Priok, petugas kapal bilang ke penumpang, 'coba lihat ke daratan, itulah Jakarta'. Ternyata, simbolnya yang saya lihat cuma tiga, Monas, HI, dan Sarinah," kata Mustafa dalam acara Kebangkitan Sarinah di halaman parkir Sarinah, Jakarta, kemarin (9/6).

Sarinah, jelas Mustafa, merupakan department store pertama di Indonesia yang didirikan pada masa pemerintahan Soekarno. Nama Sarinah diambil dari seorang perempuan yang mengasuh dan membesarkan Bung Karno, sapaan Soekarno.

Sarinah pula yang mengajari Soekarno menjadi manusia yang mengerti arti penting rakyat. Pendek kata, nama Sarinah begitu lekat di benak presiden pertama RI itu. "Tempat ini didirikan sebagai pusat sales promotion barang-barang produksi dalam negeri, terutama hasil pertanian dan industri rakyat (UKM)," terang pria asal Nanggroe Aceh Darussalam tersebut.

Di usianya yang ke-48, Mustafa mengharapkan tanda-tanda kebangkitan Sarinah benar-benar terwujud, yakni menjadi jati dirinya sendiri, tapi tetap modern. Sarinah juga diharapkan bisa merangkul potensi UKM dari seluruh Indonesia. (lum/c9/agm)

No comments:

Post a Comment